Pergi tanpa Pamit, Pulang Jadi Mayat




Jakarta - Rasa lelah, sedih, kecewa, dan frustrasi membaur dalam diri pasangan Gusnado Anwar, 59 tahun, dan istrinya, Estrelita, 59 tahun. Enam bulan sudah keduanya menanti kejelasan mengenai pelaku pembunuhan atas putra ketiganya, Souma Benefici, 36 tahun. Tapi pensiunan PT Wika (BUMN bidang konstruksi) itu sepertinya masih harus merawat harapannya entah sampai kapan.

"Saya sudah empat kali datang ke (Markas Polres) Bekasi, terakhir 30 November lalu, tapi nihil informasi," kata Gusnado mengawali percakapan saat menerima kehadiran di kediamannya, Perumahan Delta Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, pertengahan Desember 2015. Padahal segenap informasi yang dia ketahui terkait putranya itu sudah disampaikan kepada para penyidik.

Kasus ini bermula pada 22 Juni 2015 dini hari. Souma, yang tengah makan sahur di ruang tamu sambil menonton televisi, pergi tanpa pamit. Padahal, beberapa saat sebelumnya, ia minta dibuatkan susu kocok oleh ibunya. Ketika minuman yang dipesan Souma siap saji, Estrelita tak menjumpai Manajer Divisi Pelatihan PT Prolima itu di ruang tamu. Begitupun di kamarnya di lantai dua, sosoknya tak terlihat. Disambangi ke teras tempat Souma merawat beberapa ayam peliharaannya pun ia tak tampak.

"Sambil makan, dia memang sesekali terlihat memencet-mencet tombol handphone-nya. Entah dengan siapa dia berkomunikasi," tutur Estrelita seraya menghidangkan minuman

Toh, Estrelita tak ambil pusing. Begitupun ketika mentari mulai bersinar terik, ia dan Gusnado tak terlalu menaruh curiga atas menghilangnya putra mereka itu. Maklum, Souma memang kerap keluar dari rumah tanpa pamit. "Ya, kami enggak memikirkan ke arah sana (hilang dan dibunuh). Dia kan juga kadang enggak pulang 2-3 hari," Gusnado menambahkan.

Keduanya baru menangkap ada sesuatu yang tak beres ketika beberapa polisi datang membawa kabar duka pada Kamis, 25 Juni. Jantung keduanya serasa berhenti berdetak dan kedua pasang kaki mereka benar-benar lunglai saat tetamu berseragam itu mengabarkan menemukan mayat tanpa identitas di daerah Pemalang, Jawa Tengah. Dari penelusuran sidik jari, korban diidentifikasi bernama Souma Benefici dengan alamat Perumahan Delta Pekayon.


Untuk memastikannya, Gusnado, Estrelita, dan tiga anggota keluarga lainnya berangkat menuju Pemalang keesokan harinya. Di Markas Kepolisian Resor Pemalang, mereka mendapat penjelasan bahwa jasad Souma ditemukan seorang pemancing pada Rabu, 24 Juni, pukul 15.25 WIB. Lokasinya di pinggir sungai di dekat jembatan Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.

"Saat ditemukan, kondisi korban sangat mengenaskan. Mulut korban ditutup lakban, kepalanya dibungkus tas plastik laundry bag dari salah satu hotel," ujar Kepala Subbagian Humas Polres Pemalang Ajun Komisaris Polisi Tarkhim kepada detikcom.

Selain itu, dua tulang rusuk Souma patah, bola mata pecah, dan tengkorak kepala bagian atas retak akibat pukulan benda tumpul. Saat ditemukan, korban mengenakan kaus oblong dan celana basket. "Jenazah ditemukan dalam keadaan tertelungkup di sela-sela bebatuan di sungai tersebut," Tarkhim menambahkan.

Tim dokter forensik Rumah Sakit Umum Azhari, yang melakukan autopsi, memperkirakan Souma meninggal dua hari sebelum jasadnya ditemukan atau hari Senin pada saat dia menghilang dari rumahnya. Namun tak diketahui pukul berapa tepatnya pemuda berkumis itu mengembuskan napas terakhir. Jenazah Souma dimakamkan di tempat pemakaman umum Pekayon pada 27 Juni. Keluarga dan teman-temannya mengenal Souma Benefici sebagai sosok yang periang dan sesekali membanyol. Semasa masih di sekolah menengah atas, ia juga dikenal mahir bermain basket dan biasa mengikuti gaya bintang legendaris asal Chicago Bulls, Michael Jordan. "He was likeMichael Jordan wanna be, we'll gonna miss you buddy," tulis temannya, Tito Soelendro, di Facebook.
Souma sendiri di akun Facebooknya terakhir menulis status pada 20 Juni. "1 hari telah berakhir.. begitu cepat 24jam berlalu.. begitu banyak kegiatan mengisi hari-hari kita.. namun apakah kita mampu mengevaluasi hari-hari kita yang sibuk?? ini 3 Pertanyaan mudah yg dapat anda jawab.. 1. Kejadian baik apakah didalam kegiatan hari ini? 2. Kejadian buruk apakah didalam kegiatan hari ini? 3. Kejadian Lucu apakah di dalam kegiatan hari ini? Silahkan jawab utk perkembangan diri anda sendiri.. Gold Luck guys!"

Beberapa temannya merespons status itu dengan nada bercanda. Hingga pada 26 Juni pukul 10.09, seseorang bernama Herdy Pradana mengabarkan bahwa Souma telah meninggal. Ketika seorang teman Souma meragukan informasi tersebut, ia menegaskan Souma meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Pemalang.

"Informasi dari keluarga saat itu memang demikian karena kami juga belum tahu dengan jelas kondisi sebenarnya," kata Herdy saat dihubungidetikcom, Sabtu, 22 Desember.

Pada 24 Juni, Herdy menulis status di dinding halaman Facebook pribadinya yang ditujukan kepada Souma. Ia meminta agar sohibnya itu sesegera mungkin mengembalikan peralatan pengukur lampu yang dipinjamnya. Komunikasi semacam itu, kata Herdy, biasa dilakukan jika Souma sulit dihubungi melalui telepon seluler.

Karena tak kunjung mendapat respons, Herdy pun mendatangi langsung kediaman Souma di Pekayon. Dari kakak Souma, ia mendapat kabar bahwa sohibnya itu tak kunjung pulang sejak dua hari sebelumnya. Bukan cuma pergi tanpa pamit, dompet berikut dua ponselnya masih tergeletak di meja kamarnya. "Padahal, kalau mau pergi lama, dia pasti membawa itu semua. Juga enggak mungkin cuma pakai sandal jepit dan celana pendek," ujar Herdy.

Pemuda yang terampil bermain gitar elektrik itu termasuk yang amat terpukul begitu mendapat kabar bahwa Souma meninggal. Bersama keluarga besar Souma, Herdy pergi ke Pemalang guna menjemput jenazah sohibnya itu. Ia pun sempat dimintai keterangan oleh polisi di Pemalang. "Kalau urusan bisnis, Souma memang rewel. Tapi, soal urusan pribadi, dia tipe yang tertutup. Saya enggak nyangka ada yang tega membunuhnya dengan keji," kata Herdy.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »